Senin, 28 Januari 2013

aku? stevina..!





Hari ini.. seperti biasa sepulang sekolah aku harus bekerja untuk membiayai sekolah ku, gak tau kenapa hari ini aku bersemangat sekali, mungkin karna tanggal ini saat nya aku gajian *hehe..
 “vina.. mau ketempat kerja?” sahut salah satu sahabatku dwi..
“iya wi, kenapa?”
“yuk aku anter!”
“gak usah wi.. aku bisa sendiri kok, lagian gak jauh..”
“udah deh jangan banyak basa basi, ayuk naik”
“ok deh 

                dwi salah satu sahabat terbaik ku, dari sekian banyak teman-teman di sekolah , hanya dwi yang mau berteman dengan ku, dia gak malu punya teman yang miskin seperti ku.. bagiku dia makhluk TUHAN yang paling sempurna. Cantik,kaya,pintar,ramah,gak sombong, semua dia miliki termasuk kasih sayang dari kedua orang tua nya..
“oke vin, sudah sampai.. selamat bekerja sahabatku yang manis”
“huss.. manis dari hongkong?”
“dari medan aja deh jangan hongkong.. kejauhan..”
“hahahahaaa..”
“eh wi, makasih ya udah anteri aku..”
“sip..

“oke deh wi, aku turun dulu ya.. pakaian majikan udah betumpuk tu, hehe”
“iya vin.. semangat ya?”
:)
                disinilah tempatku bekerja.. di salah satu perumahan elit d kota medan, pekerjaanku sebagai tukang kebun bunga dan menyetrika pakaian seisi rumah ibu melanie.. ia majikan ku yang sangat baik sekali, aku lebih banyak dapat kasih sayang dari nya dibanding dari ibu kandungku sendiri.. ibu melanie tinggal bersama suami dan anak tunggalnya yang masih berumur 3 tahun.. rava? Itulah nama anak ibu melanie yang lucu sekali.. aku bahagia bekerja disini, mereka sangat baik kepadaku.. mereka? Keluarga kedua di hidupku..
“vina?..”
“saya bu..”
“kamu sudah makan belum?”
“sudah bu, sudah..”
“bagus deh, oh ya ini gaji kamu untuk bulan ini, jangan lupa langsung kamu bayar uang sekolah dan beli peralatan sekolahmu ya vin?”
“iya bu, terima kasih banyak ya bu”
“iya sama-sama vin, oh ya satu lagi, ibu lihat baju seragam sekolahmu sudah terlalu kekecilan sama kamu, ini ibu belikan baju baru buat mu, semoga kamu mau menerimanya”
“tapi bu..”
“sudah jangan tapi-tapi.. di ambil ya pemberian ibu”
“bu.. terimakasih ya, ibu terlalu baik sama vina”
“iya vin, ibu sayang sama vina.. tambah giat ya sekolahnya”
“iya bu pasti..”
                aku merasakan kedamaian di pelukan ibu melanie.. “YA ALLAH” kapan aku rasakan kebahagiian ini lagi.. apakah ibuku di rumah pernah memelukku? Kapan? Waktu aku masih bayi? Mungkin..
                jam sudah menunjukkan pukul 19.00 WIB, saat nya aku pulang kerumah..
“assalamualaikum.. bu.. ibukk.. buka pintunya bu”
“eh dasar anak kurang ajar.. gak tau jam ya?  jam 21.00 baru pulang! Kemana saja kau”
“maaf bu, tadi selesai les tambahan vina kejebak hujan, lalu vina berteduh sebentar bu”
“halahh.. gak usah banyak alasan, cepetan masuk.. itu piring sudah bertumpuk belum di cuci, terus jangan lupa kerjakan tugas sekolah adek kau itu”
“iya bu..”
                ibuku.. orang yang sangat tegas kepadaku, aku selalu bilang seperti itu, walaupun dwi sering mengatakan kalau ia tak pantas menjadi seorang ibu, tapi bagi ku ia tetap ibu ku yang selalu ku banggakan..
“bu.. semua kerjaan sudah vina kerjakan”
“bagus!”
“bu…”
“ada apa lagi? Mau minta uang untuk keperluan sekolah kau? Tidak ada!”
“bukan bu, vina bukan ingin meminta uang kepada ibu, tapi vina ingin mengasih ini buat ibu”
“apa itu”
“baju bu..”
“dari mana kau punya uang?”
“vina menabung bu..”
“aku tak suka, kau buang saja ke tong sampah d belakang..”
                YA ALLAH.. kenapa ibu selalu bersifat seperti ini kepadaku? Apa aku tak di inginkannya untuk terlahir di dunia ini?..
“vina….”
“iya ayah..”
“kenapa kau menangis, “
“tidak yah, Cuma kelilipan saja”
“oh baguslah.. kau buatkan dulu ayah kopi”
“baik yah”
                ayah dan ibu ku sama-sama tegas kepadaku, terkadang aku ingin seperti dwi sahabatku, yang selalu di manja, di perhatiin.. tapi? .. aku cukup sadar dengan keadaan ku yang jauh berbeda dari dwi.. setiap pagi aku harus bangun jam 04.00, menyuci pakaian seisi rumah, sholat, membuatkan sarapan untuk ayah dan ibu, nyapu serta ngepel.. hal ini selalu aku lakukan sebelum aku berangkat ke sekolah.. aku tak pernah mengeluh, semua ku lakukan dengan penuh ikhlas..

"vin.. hari ni libur kerja kan?"
"iya sih wi.. sabtu-minggu libur, kenapa?"
"jalan yuk?"
"aduh.. gak bisa wi, tau sendirikan ibuku d rumah gimana?"
"vin.. terkadang aku sedih melihatmu, ini masa-masa SMA kita lho?, kenapa sih hidupmu selalu kerja mulu, kapan seneng-seneng nya layaknya anak-anak sekolah vin"

"ya, kamu bisa bicara seperti itu karna kehidupanmu berbeda dengan ku wi, ayahku pengangguran, sedangkan ibuku hanya ibu rumah tangga, selama ini kami hanya bergantung kepada kedua abangku yang sudah bekerja.. tapi itu pun? hanya buat makan sekeluarga, sedangkan untuk sekolahku, aku harus bekerja wi"
"vin.. maafin aku ya? udah buat kamu sedih.. aku gak ada maksud"
"gak papa wi, :) "
"aku salut sama kamu vin, kalau kamu gak keberatan kamu bisa tinggal di rumahku, biar papa dan mama ku yang biayai semua keperluanmu, mama sama papa pasti mau dan senang membantumu vin.."
"tidak usah wi, kamu sudah banyak membantu ku, aku cukup bahagia dengan hidup yang kujalani saat ini "
"vin... aku selalu ada buat kamu kok"
"makasih ya wi.."



dwi memelukku dengan erat, terimakasih YA ALLAH eng_KAU telah hadirkan sahabat yang baik seperti dwi kepadaku, mungkin tampanya aku tak bisa setegar ini di sekolah, di saat semua orang menjauhiku karna keterbelakanganku..

gak seperti biasanya rumah terlihat ramai.. ada apa ya? firasatku mengatakan abangku pulang dari perantauannya.. hati ku selalu bahagia ketika abangku pulang.. walaupun aku tau mereka tak pernah bahagia melihatku di rumah..
"assalamualaikum.."
"-- baru pulang sekolah?"
"iya bang, abang kapan sampai"
"udah.. gak usah banyak tanyak n gak perlu salam-salaman, tu cucian kotorku tolong di cuci.."
"baiklah bang.."

itu dia lukman, abang pertamaku.. aku dan dia tidak begitu akrab, mungkin karna sifatnya yang gak terlalu banyak bicara membuat ku jarang untuk berkomunikasi dengannya..

"vina..?"
"bang rian? abang pulang juga?"
"iya dik, tadi sekalian sama bang lukman,! udah makan?"
"belum bang.. ini lagi mau jemurin pakaian bang lukman"
"vina.. letakkan bajunya disitu"
"tapi bang..."
"kamu bukan pembantu di rumah ini dik, selama ini abang selalu diam dengan semua tingkah orang di rumah ini, gak ibu,ayah,bang lukman, selalu memperlakukanmu seperti pembantu!"
"tapi vina ikhlas bang, dan vina gak pernah mengeluh"
"kapan kamu bisa merasakan kebahagiian seperti teman-temanmu, bemain, jalan-jalan? dari dulu kamu selalu nyuci pakaian, setrika baju seisi rumah, nyapu,ngepel, bahkan untuk menonton tv saja kamu tidak sempat, bagaimana untuk belajar?"
"masalah belajar, vina selalu sempatkan di malam hari bang, dan ini memang kewjiban vina untuk mengerjakan pekerjaan rumah, kan vina anak perempuan satu-satunya, harus pintar kerja dong bang.. hehehe"
"abang gak pernah tega melihatmu seperti ini, abang tau, selama ini kamu bekerja di rumah ibu melanie kan? untuk uang sekolah, uang jajan mu serta uang praktikum di sekolahmu"
"gak bang.."
"jangan bohongi abang vin, abang tau semuanya dari bang faisal tetangga ibu melanie.. dia teman SMA abang dulu.., abang sakit mendengarnya.. abang selalu mengirim uang untukmu, tapi sekaqrang abang tau.. uang itu tak pernah di kasih ibu untukmu, pantaskah dia di panggil ibu?"
"bang!! jangan pernah berkata seperti itu.. dia ibu kita yang melahirkan kita"
"sudahlah..!"
 

bang rian adalah abang yang selalu membelaku, entah apa salahku dari kecil hingga sekarang ibuku selalu berbeda memperlakukanku, apa aku anak angkat YA ALLAH.. atau memang aku tak pantas untuk berada di keluarga ini.. entahlah

"heh.. siapa yang menyuruh kau makan"
"vina belum makan bu"
"itu tinggal lauk untuk nanti malam, nanti malam saja kau makan.."
"vin.. ayok kita makan di luar dik,"
"oh.. sudah kaya kau sekarang mengajak anak sampah ini makan diluar?"
"BU! vina anak ibu, anak kandung ibu.. kenapa ibu tak pernah sayang dengannya, selama ini? kemana uang yang rian kirim untuk vina? kemana bu..."
"kau tak perlu membiayainya.. dia tak pantas untuk di sekolahkan tinggi-tinggi.."
"maksud ibu apa?"
"ah diam lah kau"


aku tak ingin abang dan ibuku bertengkar karna ku, tapi bang rian selalu saja membelaku, aku akui selama ini aku tak pernah di kasih uang oleh ibuku, aku sangat berterimakasih kepada bang rian, ternyata dia masih ingat kepadaku walaupun ibu tak pernah mengasih uang itu untukku, mungkin keperluan ibu lebih penting dari pada keperluan sekolahku..

"dik.. lusa abang sudah harus balik k jakarta.."
aku merasa sedih setiap kali bang rian pergi dari rumah,.
"vin.. kok melamun?"
"vina sedih bang, vina takut.."
"takut kenapa? gak ada yang perlu kamu takutin lagi, abang sudah kerumah ibu melanie semalam, abang sudah memberhentikan kerjamu.."
"tapi bang? bagaimana dengan sekolah vina.."
"abang akan mengirim uang perbulan untukmu melalui bang faisal, jangan pernah takut dik, abang akan selalu menjagamu dan menjadikan mu orang yang sukses dan berpendidikan.."
"tapi kalau ibu tau.. dia pasti marah bang"
"dia gak akan pernah tau dik, percayalah.. abang sudah menitipkanmu dengan bang faisal, dia sahabat terbaik abang, jangan pernah takut ya"
"terimakasih bang.."
"sudah jangan menangis.. jelek tau"
"hehehehe"

"vinaaaaaa.......!!"
"iya bu"
"nasi apa ini yang kau masak.. lembek seperti bubur, kau fikir ayah dan ibumu ini bebek?"
"maaf bu.. vina lalai.."
"kau makan ini... habiskan semuanya.."
 

nasi panas itu mengelupas bibir ku.. panas dan sangat panas sekali..

"apa yang ibu lakukan kepada vina"
"rian? kenapa kau selalu membelanya.. kau tau siapa dia?"
"dia bukan anak ku, dan dia bukan adik kandungmu!"

jantungku seakan terhenti sejenak, benarkah? aku anak angkat ibu! lalu dimana orang tua kandungku?
air mata ku tak henti-hentinya bercucuran, hati ku seperti tersayat pisau yang teramat tajam..

"kau tau rian? ayah vina lah yang memecat ayahmu, sehingga ayahmu sekarang ini menjadi pengangguran, ibunya meninggal ketika melahirkannya, sukur aku masih mau mengambilnya dan memeliharanya, perusahaan ayahnya bangkrut dan sampai sekarang entah dimana ayahnya.."
"bu? setega itu kah ibu? bukan kah ayah menjadi pengengguran karna kesalahan ayah yang mencuri d perusahaan? apa ibu pernah tau itu? ini bukan salah vina bu..."
"bang rian .. benar kata ibu, vina memang tak pantas untuk di bela.. maafin vina bu, vina janji vina akan pergi dari rumah ini, vina gak mau terlalu lama menjadi beban untuk ibu dan ayah.."
"vina... walaupun kamu bukan adik kandung abang tapi abang tetaplah abangmu.. sekarang kemaskan pakaianmu, ikut  abang ke jakarta, abang akan menyekolahkanmu hingga kamu keperguruan tinggi nanti, ingat vina.. kamu masih punya abang.."
"tapi bang.."
"ayok cepat kemaskan pakaianmu, kita tinggalkan rumah ini, kita tinggalkan semuanya yang ada di kota medan ini, termasuk IBU!!"

aku tak bisa berbuat apa-apa lagi..
ibu? terimakasih atas kebaikan dan jasamu selama ini, walaupun aku bukan anak kandungmu, tapi ketahuilah aku sangat menyayangimu.. kelak jika aku sukses engkau orang pertama yang akan ku jumpai dan akan ku bahagiakan.. itu janji vina untukmu IBU..