Jumat, 03 Mei 2013

Toga untuk ayah..



Namaku sheina, aku terlahir dari keluarga yang serba kekurangan, tetapi aku tak pernah merasakan kekurangan itu, karna ada ayah yang selalu menjadi penopang hidupku untuk melawan dunia ini..
Dari kecil aku telah di tinggalkan oleh ibu ku, ia pergi bersama lelaki kaya raya yang mampu memuaskan hasrat duniawinya, sejak kecil ayah yang selalu merawat ku hingga sekarang aku beranjak dewasa, tak pernah ibu menanyakan kabar ku, tentang ku, bahkan pendidikan ku. Dengan mudah ia melupakan ku, ayah dan semuanya hanya demi kekayaan semata. Dan mulai saat itu aku membenci IBU..
“Apa pentingnya ibu? Mengapa semua teman-temanku begitu membanggakan ibunya? Bukan kah ibu hanya bisa melahirkan kita dan mencampakkan kita begitu saja, itu lah ibu, ibu tak punya hati, dengan mudah ia melahirkan kita lalu ia abaikan kita seorang diri di bumi ini.. ibu itu BANGSAT!!”
“sheina apa yang kau katakan nak?”
“kenapa semua teman-teman sheina mempunyai ibu yang baik yah, sedangkan sheina tidak mempunyai ibu seperti mereka, kenapa yah..?” teriakkan ku mampu menggemakan seisi rumahku yang terlampau hampa dan kosong tanpa pernak pernik yang mewah di dalamnya..
“sheina.. jangan salahkan ibu mu, salahkan lah ayah yang tak bisa membahagiakan ibumu dan dirimu”
“sheina bahagia hidup bersama ayah, tetapi mengapa ibu tidak? Mengapa ibu lebih memilih untuk meninggalkan kita?”
“nak.. sudah lah suatu saat kau akan mengerti, mengapa ibu meninggalkan kita”
Ayah memelukku dengan erat, sampai detik ini hanya pelukkan ibu yang ingin ku rasakan, tapi itu semua mustahil, entah sampai kapan aku akan merasakan damainya pelukan ibu seperti yang di katakan teman-temanku..
**
Hari ini, hari yang sangat  membuat hati ku tak tenang, jantung ku berdegup sangat cepat, tak henti-hentinya aku berdoa kepada TUHAN,
 “TUHAN aku mohon buatlah ayah ku bangga atas prestasiku”..
Sheina..sheina..dari jauh aku mendengar jeritan ayahku yang memanggil namaku, dengan segera aku keluar dari rumah dan mengejar ayah..
“alhamdulillah nak.. kamu lulus.. dan pihak sekolah juga mengumumkan bahwa anak ayah yang cantik ini juga lulus di perguruan tinggi negri, kamu lulus nak di universitas yang kamu inginkan, kamu lulus dengan jalur tanpa tes, ayah sangat bangga sama kamu”
Terpancar kebahagiaan dari raut wajah ayah, aku tak pernah melihat ayah sebahagia ini, TUHAN terimakasih untuk anugrah dan karuni yang eng-KAU beri untuk ku dan ayah ku..
“ayah.. sepertinya sheina tidak mengambil jalur itu, sheina ingin kerja saja membantu ayah, sheina tak ingin kuliah ayah” dengan segera ayah melihat kecewa kepadaku..
“kenapa nak, kenapa? Bukan kah ini yang kamu inginkan dari dulu? Kenapa kau menyia-nyiakannya”
“kuliah memakai biaya yah, sheina takut putus dijalan”
“sheina.. kita memang orang yang tak punya, dan ayah juga hanya seorang pedagang bakso keliling, tapi ayah yakin semua pasti ada jalan, untuk biaya awal mu ayah bisa menjual sepeda motor kita, semua akan ayah usahai demi kamu nak”
Ayah terlihat begitu semangat, aku tak akan membuatnya kecewa, aku akan bersungguh-sungguh demi kebahagiaannya..
Sepeda motor kesayangan ayah pun sudah terjual, uang yang di kumpulkan ayah juga sudah cukup untuk biaya awal aku kuliah, sisanya dipakai ayah untuk mencari tempat tinggalku selama aku berada di kota.
Aku pun pergi ke kota untuk melanjutkan pendidikan ku,walaupun aku tak tega meninggalkan ayah sendiri disini, tapi aku berjajnji aku kan kembali ketika aku sudah sukses nanti..
**
Ini untuk pertama kalinya aku menginjakkan kaki ku di salah satu universitas negri yang terkenal di kota medan, aku sama sekali tak pernah menduga bisa menjadi salah satu mahasiswi di fakultas ini dan di jurusan yang sangat aku inginkan yaitu etnomusikologi..
Cita-cita ku yang ingin sekali menjadi musisi, akan ku raih dari sini, aku pasti kan bersungguh-sungguh demi ayah..
Berawal dari pahit yang ku rasakan, ternyata yang namanya kota itu kejam, tak ada satu pun sahabat sejati, tak ada seharmonis yang ada di kampung, semuanya serba acuh, menghiraukan satu sama lainnya.
Tapi aku tak pernah mundur, aku terus maju di antara persaingan ketat yang ada..
**
Tak terasa 3 tahun setengah aku berada disini, aku sudah mulai menyusun skripsi, selama ini pun aku tak pernah bertemu dengan ayah, hampir 310 surat dari ayah ku simpan dan ku baca di sela-sela waktu luang ku..
“ayah.. sebentar lagi sheina wisuda, sheina harap ayah bisa kesini, mendampingi sheina di saat hari yang paling bahagia buat sheina, ayah disana baik-baik saja kan? Sheina selalu menghawatirkan ayah, tapi shiena tak pernah lupa untuk selalu mendoakan ayah.. ayah, doakan anakmu ya, semoga bisa sukses dan bisa bahagiain ayah juga bisa naikin haji ayah..”
“sheina.. surat mu sudah sampai untuk ayah, ayah juga tak henti-hentinya berdoa untukmu, agar sheina disana baik-baik saja dan di lancarkan dalam pendidikannya.. insya ALLAH kalau ada rezeki ayah pasti akan hadir untuk sheina, tetap semangat ya nak, niat baikmu pasti akan di dengar oleh ALLAH”..
Surat terakhir ayah  membuat ku semakin semangat untuk bersungguh-sungguh menyelesaikan pendidikan ku ini, dan hal indah itu pun terwujud.. tak sampai 4 tahun aku sudah menyelesaikan S1 ku, tepat tanggal 10 oktober 2012 aku pun resmi menjadi sarjana..
**
Pagi ini ayah menelfon ku dari telfon umum, ayah akan segera berangkat dari kampung untuk menghadiri wisuda ku, dengan hati yang teramat gembira aku pun menuggu-nunggu kehadiran ayah..
Hampir 5 jam aku menunggu ayah,tapi ayah tak kunjung datang, semua acara telah selesai penyerahan toga pun telah di lakukan, semua orang telah berfoto-foto dengan keluarganya, tapi ayah.. entah dimana iya sekarang..
Sudah pukul 15.00 wib, ayah juga tak hadir, rasa khawatir pun kian meradang, ayah.. dimana dirimu?
Tepat pukul 16.00 hendphone ku berbunyi..
“selamat siang, dengan ibu sheina saya berbicara?”
“iya pak dengan saya sendiri, maaf ini dengan siapa ya pak”
“saya saksi atas kecelakaan bus yang dinaiki oleh orang tua anda, inalilahi wainna ilahi rojiun Ayah anda telah tiada, nyawanya tak terselamatkan ketika beliau sedang di bawa ke rumah sakit, sekarang ibu sheina bisa datang langsung ke rumah sakit umum medan untuk menjemput jenazah ayah anda”
Pikiran ku kacau, aku segera menjumpai ayah di rumah sakit, sesampai disana aku sudah melihat wajah ayah yang tersenyum dalam raganya yang telah tiada.. air mataku pun tak henti-hentinya menetes, ku persembahkan toga ku untuk mu ayah, semoga kau melihatnya, aku yakin saat ini ayah pasti bangga melihatku dari surga..
***