Kamis, 29 Oktober 2015

teruntuk cahaya

teruntuk malam yang mengingatkan ku pada sosok cahaya terbaik, aku mengucapkan terimakasih.
terimakasih telah membawa nama itu disini, sedikit menghilangkan keresahan, hingga membawa senyuman yang membuat jemari ini ingin mengungkap kata yang takkan bisa terucap.

beberapa tahun yang lalu semuanya terasa asing, teramat biasa dan sedikit kebahagiaan,
hingga akhirnya takdir menemukanku pada makhluk yang kusebut sahabat.
darinya aku mengerti arti persahabatan, darinya aku mengerti arti hidup dan darinya aku mengerti kata pantang menyerah.

kita terlalu sering bersama, terlalu sering melakukan hal yang kita sebut "gila", kita sedih bareng, bahagia bareng hingga akhirnya waktu tak akan mengizinkan kita untuk selalu berbarengan.

pada malam aku juga menyampaikan kehilangan, dua cahaya yang telah pergi seiring waktu yang membawa mereka. aku merasa jauh namun tak benar-benar jauh dari cahaya itu. ia masih memberi kilaunya walau terasa redup dalam kejauhan.

untuk dua cahaya disana, terimakasih masih menjadi kokoh di hati saat semuanya telah melemah , terimakasih masih berteriak dari kejauhan seakan memberi pertanda aku tak benar-benar sendiri.
dan terimakasih masih menjadi satu aliran darah walaupun kita tak benar-benar sedarah.

aku tak pernah memilih warna cahaya dalam hidupku, namun entah mengapa hanya tiga warna yang  begitu dominan menerangi disaat terang mengubah kegelapan , entah dimana letak special itu, namun aku menyukai tiga warna yang mengalir senyawa dalam hidup ini.

cahaya itu masih terlihat terang, walau hanya satu yang tertinggal namun aku masih bisa berjalan dengan pengcahayaannya.
semakin aku berjalan, semakin terasa bahwa cahaya itu tak benderang disaat langkah kaki masih mengecil, semakin jauh kaki melangkah semakin terlihat redup dan hanya waktu yang dapat mematikan cahaya itu. entah kapan masanya, hanya waktu yang dapat menjawabnya. 

seringkali aku merasa lemah dan selalu berkata ini semua sulit, namun ia selalu berkata "enggak ada yang enggak bisa, semua itu pasti bisa",
dan malam seakan merusak imajinasi indah yang menghantarkan keresahan akan cahaya yang mungkin akan redup dalam waktu yang tak lama lagi.

teruntuk satu cahaya yang masih benderang, terimakasih telah menjadi sosok lelaki terbaik, lelaki yang mengajarkan tentang persahabatan rasa kekeluargaan, lelaki super kedua setelah "ayah", dan terimakasih telah bersedia menjadi sahabat sekaligus abang dalam hidup. terlalu sulit untuk di ungkapkan namun doa tak pernah putus untuk kalian yang tersayang di dalam sujud.

kelak jika kita telah hidup masing-masing, berjuang untuk satu harta yang kita sebut keluarga, ketahuilah kalian cahaya yang paling berpengaruh yang terus menguatkan bahwa hidup tak selamanya bersama orang yang disayang, namun hidup suatu perjuangan untuk membahagiakan "keluarga" yang teramat disayang tanpa ada kata menyerah.

teruntuk sang pencipta, terimakasih untuk takdirmu yang begitu indah, mempertemukan ku pada cahaya yang begitu berarti, yang membuat rasa sayang yang begitu dalam sehingga tak sanggup mengeluarkan rasa itu untuk keluar kembali.

sulit untuk di jelaskan namun jemari tak  akan bisa bersembunyi untuk menyampaikan di malam yang semakit berlarut, bahwa ini semua hanya rasa takut kehilangan disaat waktu benar-benar berkata, masanya sudah selesai.

dan disaat semuanya telah benar-benar terjadi, ketahuilah masa mudaku begitu indah karna aku mengenal makhluk sempurna seperti kalian, Terimakasih ~

Rabu, 28 Oktober 2015

seindah rumah

disaat kuat menjadi suatu lemah hanya ada kata "Pulang" di dalam benak
disaat hati tak lagi kokoh pada satu prinsip hanya ada kata "Bertahan" di dalam nya
disaat kaki ini ingin berhenti hanya ada "Suaranya" yang terdengar
disaat tubuh tak lagi berdaya hanya "Pelukannya" yang dibutuhkan

terlalu jauh aku melangkah dan tak ada tempat yang paling nyaman seindah rumah,
seindah saat bersama kalian yang selalu menjadi tempat rinduku
terlalu letih berjalan dan tak ada tempat berteduh yang paling baik
selain teduh ku bersama kalian di dalam rumah

keluh ku sama seperti keluh mereka,
hanya saja pelukan mereka terangkul dalam nyata
dan aku terangkul dalam bayang-bayang kalian.
teruslah bersuara dengan indah, agar aku merasakan keberadaan kalian disini.

untuk sebuah rindu yang tak bisa tersampaikan,
untuk sebuah kata yang tak bisa di ucapkan,
hanya tulisan yang mampu mengungkapkan,
kalau letih ini merindukan pelukan kalian di dalam rumah

Minggu, 25 Oktober 2015

coretan untuk sahabat

kita memulai perkenalan ini sejak kita berusia belasan
Putih-Biru  menjadi simbol berawalnya pertemanan kita,kita memulai membagi kisah baik suka maupun duka, baik sedih maupun bahagia.kau selalu di belakangku, mendukung penuh setiap mimpi-mimpiku, hingga waktu mengantarkan kita beranjak dewasa.

kau masih disini, menggenggam tanganku disaat aku terjatuh, tertawa lepas disaat aku bahagia.
termulai hari ini aku memanggilmu SAHABAT.
banyak kisah yang kita lalui sejauh ini sampai akhirnya waktu mengantarkan kita beranjak lebih dewasa.
kau masih tersenyum di hadapanku, kita masih bersama, bahkan disaat aku berjalan sendirian tanpamu, orang-orang disekitarku bertanya “dimana kamu”, ternyata sedekat inikah kita dimata dunia?

terlalu bangga akan dirimu, suatu anugerah bagi ku bisa mengenalmu, yang kadang membuatku lupa bahwa kita terlahir dari darah dan rahim seorang ibu yang berbeda, tetapi semua terlihat menyatu disaat aku bersamamu.
kita selalu bilang “sampai umur berapa kita terus seperti ini?”, dan sekarang waktu yang menjawabnya, ketika suatu masa telah usai, ketika kedewasaan menjemput untuk masa depan, dan ketika itu kita mulai mengerti bahwa kita sudah harus berjuang untuk masa depan.

untukmu sahabat terbaik..
kelak jika aku di posisimu aku akan mengerti, bahwa hidup bukan untuk terus bersama orang yang tersayang, tetapi hidup adalah suatu perjuangan untuk membahagiakan orang yang tersayang.
terimakasih telah menjadi sahabat terbaikku, semoga waktu akan mempertemukan kita kembali dalam keadaan yang baru yang membuat suasana lalu terulang dalam cerita kita yang panjang.

Rabu, 10 Juni 2015

(DAN) kuharap kau juga merasakannya !

katakan jika ini bukan hanya kedekaatan biasa, katakan kalau ini yang terakhir, katakan kalau kau bagian dari sesuatu yang ku butuhkan. kurasa cukup untuk berdiam, cukup untuk berbasa basi, hampiri aku dan kau akan tahu apa yang kurasakan.

mungkin aku bukan lah seseorang yang kau inginkan, aku jauh dari apa yang kau harapkan, tapi izinkan aku menggenggam tanganmu, bawa aku pergi dari sini, bawa aku ketempat indah yang tak pernah kurasakan lagi sejak aku kehilangan kedua mataku di dalam kegelapan.

kau telah hadir, kau telah disini, kau ada walaupun terlalu abstrak dihidupku. jangan samakan aku dengan lampau mu, karna aku tau, aku bukanlah seseorang yang teramat sempurna seperti wanita yang pernah singgah dihatimu dulu.

maaf, aku hanya mengutarakan apa yang kurasakan, seandainya kau tak menginginkan hal ini semakin dalam, pergilah.. pergi jika kau sudah mulai bosan untuk berada di dekatku. aku tak akan memaksamu, jika kau tak menginginkan rasa yang sama sepertiku jika kau tak menginginkan aku dan kamu menjadi kita, maka pergilah dimulai dari detik ini, agar aku tau cara nya untuk melangkah pergi dan terdiam kembali didalam kegelapan.

Senin, 08 Juni 2015

pergilah sejauh-jauhnya kau ingin berlabuh ..

dibalik hari ini, seutas namamu kembali hadir, entah siapa yang membawamu kesini namun entahlah aku tak begitu memperdulikannya. ku dengar kau telah bahagia bersama wanita pilihan mu saat ini. ya.. aku turut bahagia akan hal itu. sadarku aku benar-benar tak dibutuhkan lagi dalam hidup mu dan begitupun aku yang tak akan pernah lagi ada kau di dalam nya.

lalu, sudah berapa wanita yang singgah dihatimu sejak kepergian ku ? mungkin sudah tak terhitung. ada saja kabar yang membawamu mampir di telingaku, namun ketika kali ini kabar itu hadir aku tak begitu mencampurinya. ku harap ini yang terakhir kalinya kau bersama wanita pilihan mu, dan jangan hadir kepada ku lagi jika wanita pilihan mu kali ini kau katakan salah kembali. aku bukan lah tempat persinggahanmu yang bisa kau teduhi disaat hujan menerpamu. 

dan setelahmu, sudah berapa lelaki yang singgah dihatiku? tentu saja tidak ada. sejak kepergianmu, yang datang ku abaikan, yang baik ku acuhkan, dan yang selalu ada kubiarkan begitu saja. haha aku cukup bodoh, iya.. terimakasih jika kau beranggapan seperti itu. tapi di balik kata bodohmu aku bukan menutup hati ataupun bukan masih mengharapkanmu, hanya saja aku sangat berhati-hati untuk memberi hatiku yang sangat tulus agar tak dimiliki lelaki busuk sepertimu lagi.

sadarku, aku bukan lah wanita yang anggun, cantik, berbaik hati, dan memiliki harta berlimpah. aku hanya salah satu wanita sederhana yang memiliki segala kekurangan dan yang jauh dari kata sempurna. tapi disini aku tak membutuhkan mu lagi untuk menutupi kekuranganku, karna aku percaya "ALLAH tak akan memberi apa yang aku inginkan, tapi ALLAH akan memberi apa yang kubutuhkan" dan kau tahu? aku tak membutuhkan mu lagi, karna aku yakin suatu saat ALLAH akan memberikan sesuatu yang kubutuhkan yaitu seseorang yang bisa berdiri dihadapanku bersama-sama menghadap kiblat dalam satu atap rumah yang kusebut "SUAMI".

Kamis, 04 Juni 2015

I'm stuck in the dark, but??

"I'm stuck in the dark, but you're my flashlight", dan aku tak bisa menutup kebohongan ini terlalu lama, "DIA" benar-benar hadir memberi suatu penerangan dalam gelapku. "DIA" mendapatkanku setelah aku berdiam terlalu lama dalam kegelapan ini. cahaya itu belum terlalu terang untukku, namun aku mulai tau jalan keluar dari kegelapan ini dengan mengikuti jejak cahaya yang sedikit ia berikan.

aku tak tau siapa "DIA", ia terlalu abstrak untuk ku menerka-nerka, namun dari beberapa cahaya yang ada, sinarnya yang mampu mengalihkan titik perhatianku. andai "DIA" tau, aku akan berterimakasih yang teramat dalam untuknya, karna ia telah menyelamatkan ku dari kegelapan yang hampir mematikan ku secara perlahan.

walau mataku tak pernah menatap matamu secara langsung, namun langkah kaki ku seakan-akan ingin melangkah maju tertuju kearahmu. aku rasa ini cukup aneh, aku bukan seorang wanita yang mudah mengaggumi seseorang, namun kaulah "KAGUM KU". aku tak menyalahkan mu mengapa engkau mampu merubah ku dalam hitungan hari, namun aku menghawatirkanmu jika suatu saat cara mu bisa membuatku jatuh dan tak ingin bangkit dari pelukan mu. aku tak menginginkan itu terjadi karna sadarku, kau tak menginginkan hal ini terjadi dan kau tak menginginkan "KU".

tetaplah diam seperti itu, aku tak mengharapkan apa pun darimu, yang ku inginkan hanya bertahanlah lebih lama lagi, sehingga aku lupa caranya pergi dari titik kenyamanan ini. tapi jika engkau enggan untuk bertahan lebih lama, silahkan pergi karna aku tak memaksamu untuk merasa nyaman bersamaku. :)